Thursday, March 4, 2010

It was sickening...

Situasi : Traffic jam, dalam pete-pete (one of public transport in Indonesia), disebabkan oleh rusuhan Century Bank, SBY, etc.

Lokasi : Pintu 1, Universitas Hasanuddin, Makassar, SULSEL.

Tarikh : 04 Maret 2010.

Jam : 1545

“Sara, kenapa semua lari tu?” ujarku sambil menunding jari ke segerombolan anak muda, berdarah muda berlari- lari sambil memekik dengan penuh emosi. Tundingan jari ku berhenti tepat di satu gerobak hijau,yang berisi sepasukan polisi.

“Sara, kenapa semua ni?” tanyaku lagi dengan penuh ketidakfahaman dengan situasi yang terjadi.

BINGUNG.

KAGET.

Belum sempat ketidakfahaman itu diurai, tiba- tiba jatuh bertubi- tubi batu- batu dari langit….Astaghfirullah..mereka melempar batu.. dan sudah pastila batu2 tersebut akan jatuh menghujani kereta- kereta, bas, lori, kami sendiri di dalam pete- pete dan yang jelas mereka yang tidak ada perlindungan fisik iaitu mereka yang bermotorsikal dan pejalan kaki..! hanya bisa berdoa sahaja batu- batu itu tidak mengenai pete- pete kami, tetapi bukan juga bermaksud batu- batu itu jatuh mengenai meraka yg lain..seiring dengan itu, tanganku mulai menggeletar sambil berusaha menutup tingkap dan pintu pete2.

Dan tidak semena- mena, seperti hal yang sudah dijangka..batu- batu yang sebesar batu- batu di sungai tepat mengenai pada penunggang motorsikal yang tidak jauh di belakang kami. Untung helmet melindungi kepalanya..tapi,itu semua berlaku dengan cepat, ditambah dengan perasaan yang sudah tidak keruan. Semuanya jadi kelam- kabut. Kami sudah tidak jelas apa yang terjadi. Ketakutan makin memuncak. Bunyi letupan kedengaran, tetapi tidak jelas juga letupan apa. Yang jelas, tiba2 asap sudah berkepul- kepul keluar dari arah belakang kiri pete- pete kami. Tidak jelas juga bagaimana nasib kenderaan/ orang lain yang masih tersusun- susun di belakang panjanggg. Yang jelas, batu- batu itu tetap jatuh menghujani mereka…. *kesal*

“CEPAT PAKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! CEPAT!!!!!!!!” teriak kami di dalam pete- pete sepenuh hati, penuh harapan agar bapak bisa memandu dengan lebih cepat dan kami dapat lari dari hujan batu.. *hanya Tuhan sahaja yg tau perasaan meronta- ronta itu*.

Namun, seperti omongan kosong. Mana mungkin kami bisa secepat yang kami inginkan? Di depan kami juga, semuanya saling ingin menjadi yang pertama lepas dari zone hitam ini. Berhimpit- himpit. Mana mungkin dari tiga line mau masuk ke dalam satu line (pintu masuk Universitas Hasanuddin) dengan cepat. Sebisa yang bisa, dengan resah- gelisah menanti giliran kami masuk ke dalam satu line agar terselamat dari hujan batu.

Tetapi, belum sempat kami masuk ke dalam satu line….

“Tutup mata!!!!!!!!!!!!! tutup mata!!!!!” sudah tidak tahu dari arah mana arahan itu datang, spontan kami menekup muka. Ternyata GAS PEMEDIH MATA. Sedaya- upaya menahan napas, kurangkan aktivitas, tidak bercakap, namun tetap gas itu menerobos masuk ke dalam badan kami, sedalam mungkin sehingga ke unit fungsional terkecil. Sesuai dengan sifat zarahnya, gas yang sifatnya bergerak bebas dan rawak menyebabkan kami yg sudah berada agak jauh dari gas pemedih mata dilepaskan, tetap juga merasakan pedihnya gas itu. Mata kami teriritasi, berair, mukosa baik dalam hidung sampai ke tekak semuanya teriritasi. Pedih menelan air liur. Kulit kami terasa panas. Anak kecil di dalam pete- pete kami sudah terbatuk- batuk lemas. Bagaimana pula nasib mereka yang lain di belakang kami yang masih panjang dan berhimpit itu? Sudah pasti lebih teriritasi, lebih lemas… . *tidak sanggup memikirkannya* .

Bapak pete- pete yang tulus dalam menunaikan amanahnya ingin memastikan penumpangnya tetap selamat, sehingga tetap berusaha untuk masuk ke dalam satu line. Akhirnya, kami berjaya lolos ke dalam satu line (sudah di dalam Universitas Hasanuddin), namun tidak lama setelah itu pete- pete yang kami naiki sepertinya ke kiri dan ke kanan..Rupanya, bapak sudah tidak bisa melihat dengan jelas akibat iritasi pada matanya yang merona.. manakan tidak, di saat kami menyelamat diri masing2 agar tidak tersensitasi dengan gas pemedih mata, bapak tetap bertahan berusaha membuka mata agar kami bisa lolos merebut masuk ke satu line… antara mau berhenti atau tidak, rusuhan menjadi- jadi di belakang kami, sebisa mungkin mau memecut sekuat hati, tetapi melihat keadaan bapak yang tidak stabil, kami menasihatinya berhenti sebentar…dan mencuci mata dengan air minum yang kebetulan dibawa oleh sarah. Alhamdulillah…iritasi mata bapak berkurang dan kami kembali memecut, meluncur jauh meninggalkan rusuhan di belakang yang entah tidak tahu apa kesudahan dan nasib orang awam yang lain…

Inilah coretan untuk hari ini yang bisa saya nukilkan…kejadian hari ini benar2 menyempatkan saya membuat blog yang selama ini sudah lama diniatkan tetapi tidak berkesempatan. Bak kata teman2, rugi kalau tak menulis kisah hidup di Makassar ni..

Kesimpulan kejadian hari ini: OUTRAGEOUS, IRRELEVANT, NARROW- MINDED.

Pengajaran: Semuanya sudah ditentukanNya, aku datang dariNya, aku kembali kepadaNya…..